Bluescope memperkuat penetrasi di pasar domestik

Konsumsi baja lapis di Indonesia yang masih rendah menjadi perhatian produsen baja lapis ringan seperti PT NS Bluescope Indonesia untuk memperkuat penetrasi pasar di domestik. Simon Linge, Presiden Direktur PT NS Bluescope Indonesia mengatakan, baik segmen proyek maupun ritel sama-sama memberikan kontribusi yang signifikan bagi kinerja perseroan. “Kalau kontribusi proyek lebih bagus di sisi margin keuntungan, sementara ritel lebih unggul di volume,” ujarnya, Selasa (30/1). Menurut Simon, dengan konsumsi baja per kapita Indonesia yang berada di level 65 ton per tahun, potensi serapan baja dalam negeri berpeluang untuk tumbuh. Sekadar pembanding, di negara Asean saja rata-rata konsumsi baja per kapita sudah mencapai 164 ton per tahun. “Untuk itu kami dekatkan diri pada pada konsumen. Kami juga tengah kembangkan toko-toko kami ada di 11 lokasi di seluruh Indonesia,” beber Simon. Saat ini di 2018 permintaan baja lapis ringan berada di kisaran 1,3 juta ton. Menurut Simon untuk permintaan ritel, rata-rata setiap tahun diperkirakan meningkat hingga 5% sementara untuk proyek kemungkinan tumbuh rata-rata 10% per tahun. Untuk kebutuhan sektor konstruksi, Bluescope mencatat setidaknya permintaan baja lapis ringan mencapai 789.244 ton, atau sekitar 60% dari total kebutuhan dalam negeri selama setahun. Adapun kapasitas produksi pabrik Bluescope saat ini mencapai 250.000 tom per tahun. “Kami berharap pemerintah tidak hanya peduli pada industri baja hulu saja, ke depannya kami ingin terus membangun kerja sama demi harmonisasi antar industri baja dalam negeri baik hulu maupun hilir,” ujar Simon. sumber: kontan.co.id

Leave a Comment

Your email address will not be published.