Gas Medco E&P Malaka Blok A di Aceh Akhirnya Mengalir ke PLN

Gas bumi dari Blok A yang mengalir untuk PLN volumenya 22 BBTUD.

Gas bumi dari Blok A yang berada di Aceh kini sudah bisa mengalir. Pengaliran gas ini memiliki jeda waktu sekitar lima bulan dari selesainya pembangunan fasilitas produksi di blok tersebut.

Spesialis Madya Bisnis Manajemen Direktorat SKK Migas Azhari Idris mengatakan gas dari bumi ‘Serambi Mekkah’ ini mulai mengalir Selasa, 28 Agustus 2018 pukul 23:22 Waktu Indonesia Barat. Gas dari blok yang dikelola PT Medco E&P Malaka ini mengalir melalui Pipa Gas Arun Belawan.

Dengan mengalirnya gas tersebut, harapannya bisa bermanfaat bagi dari sekitar. “Dengan demikian volume produksi Gas Aceh bertambah dan bernilai ekonomi,” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (31/8).

Upaya mengalirkan gas tersebut tidak semulus rencana. Awalnya, Medco dan Pertamina sudah sepakat untuk jual beli gas tersebut. Gas ini pun akan dipasok ke PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Volumenya sekitar 58 mmscfd.

Namun, di tengah jalan, skema itu berubah. Gas dari Blok A tidak bisa dialirkan ke pabrik pupuk tersebut. Alasannya, jika dialirkan gas tersebut akan melawan arus pipa.

Agar gas itu bisa mengalir ke Pupuk Iskandar Muda, Pertamina harus membangun pipa baru. Jika, cara itu ditempuh, mau tidak mau, perusahaan pelat merah itu harus merogoh kantongnya lebih dalam lagi.

Pertamina pun akhirnya enggan mengambil jalan itu. Tak mau kehilangan akal, perusahaan milik negara itu menawarkan skema tukar guling (swap). Jadi, Pupuk Iskandar Muda tak akan menerima gas dari Blok A. Mereka akan mendapatkan pasokan dari PT Pertamina Arun Gas (PAG) yang juga berada di Lhokseumawe.

Adapun, gas dari Blok A yang seharusnya dipasok ke PIM akan ditawarkan ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero). Harganya pun sama yakni US$ 7,08 per mmbtu.

Kepala Divisi Pengadaan Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi PLN Chairani Rachmatullah membenarkan gas dari Blok A sudah mengalir. Volume yang mengalir ke PLN sebesar 22 BBTUD. “Mengalir dari hulu sejak tanggal 28 Agustus 218. Masuk pipa Arun-Belawan, bercampur dengan gas PLN yang dari LNG. Mengalir ke PLN sesuai kebutuhan,” ujar dia, Jumat (31/8).