Laba Bersih Medco Kuartal III Tahun 2017 Capai Rp 2,2 Triliun

Chief Executive Officer (CEO) Medco Energi Roberto Lorato mengatakan salah satu penyebab keuntungan itu adalah harga komoditas membaik.

Kinerja keuangan PT Medco Energi Internasional Tbk mulai bangkit. Jika, kuartal III tahun 2016 mengalami rugi bersih US$ 149,6 juta, sembilan bulan pertama tahun 2017 berhasil mencatatkan laba bersih US$ 164,3 juta atau Rp 2,2 triliun.

Chief Executive Officer (CEO) Medco Energi Roberto Lorato mengatakan salah satu penyebab keuntungan itu adalah harga komoditas membaik. “Kami terus menunjukkan penguatan hasil kinerja operasi, yang dipadukan dengan keberhasilan upaya efisiensi biaya, dapat memungkinkan kami untuk merealisasikan keuntungan secara penuh dari harga komoditas yang membaik,” kata dia berdasarkan keterangan resminya, Senin (8/1).

Adapun pendapatan perseroan selama kuartal III tahun 2017 adalah US$ 597,5 juta atau naik 52,6% dibandingkan tahun lalu. Penyebabnya adalah produksi yang meningkat dan kenaikkan harga komoditas. Secara rata-rata harga minyak mencapai US$ 49,5 per barel atau 25,2% daripada tahun lalu. Sedangkan gas US$ 5,5 per mmbtu atau 31,9% dibandingkan tahun lalu.

Sejak awal tahun hingga 30 September 2017, Medco berhasil memproduksi minyak dan gas bumi (migas) sebesar 88,3 MBOEPD atau 38,3% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Perinciannya, produksi minyak 35,5 ribu barel per hari (bph), gas 283,6 MMSCFD.

Peningkatan produksi migas Medco salah satunya didorong kinerja South Natuna Sea Block B setelah diakuisisinya asset ini pada kuartal IV (Q4) 2016. Selain itu ada faktor berlanjutnya penjualan gas yang cukup tinggi dari aset di Senoro.

Sedangkan biaya per unit mencapai US$ 8,1 per barel setara minyak (BOE). Ini sesuai sesuai komitmen untuk mempertahankan biaya per unit di bawah $10 per BOE.

Selama kuartal III tahun 2017 ini, Medco juga mencatat laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Earning Before Interest Tax, Depreciation and Amortisation/EBITDA) sebesar US$310,9 juta. Capaian itu lebih besar dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$180,11 juta.

Utang bersih Medco pun berkurang 5% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2016. Alhasil likuiditas yang kuat dengan uang kas, setara kas dan kas yang dibatasi penggunaannya lebih dari US$ 485 juta ditambah dengan piutang usaha sebesar US$ 180 juta.

Presiden Direktur Hilmi Panigoro mengaku senang dengan kinerja sembilan bulan itu. “Dengan suksesnya penyelesaian rights issue, kami dapat memperkuat struktur permodalan kami ke depan dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham,” ujar dia.

Kinerja Operasional

Dalam kuartal III tahun 2017 itu, Medco juga mengklaim pembangunan di Blok A, Aceh berjalan dengan baik. Saat ini konstruksi keseluruhan mencapai 66,7% pada November 2017 dengan fasilitas pemrosesan utama (Central Processing Plant/CPP) sekarang hampir 90% selesai.

Medco juga baru meningkatkan kepemilikan efektifnya di perusahaan afiliasi Medco Power Indonesia (MPI), dari 49,0% menjadi 88,6%. MPI adalah produsen IPP yang saat ini mengoperasikan lebih dari 526MW kapasitas terpasang gross, seiring dengan operasi komersial pembangkit listrik tenaga panas bumi Sarulla Unit 1 bulan Maret 2017 dan Unit 2 Oktober 2017. Posisi keuangan MPI akan dikonsolidasikan mulai periode Q4 2017.

Di sektor mineral dan batu bara, afiliasi pertambangan Perseroan, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), terus mencatatkan kemajuan yang baik di pengembangan pabrik peleburannya (smelter). Perusahaan itu menyelesaikan studi kelayakan dan semakin mendekati penyelesaian rencana refinancing (pembiayaan ulang).

Leave a Comment

Your email address will not be published.