PetroChina Incar Hak Kelola Blok Mahakam Hingga 20%
Gusminar menargetkan tahun ini sudah ada keputusan mengenai bergabungnya perusahaan mereka dengan Pertamina.
Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Tiongkok, PetroChina tengah mengincar hak kelola di blok Mahakam. Blok ini saat ini dikelola PT Pertamina (Persero) setelah kontrak Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation berakhir pada 31 Desember 2017.
Vice President Supply Chain Management & Operation Support PetroChina Gusminar mengatakan target yang diincar perusahaannya sekitar 15% hingga 20%. “Masih pembahasan, belum resmi. Kami bahas belum lama, pekan ini,” kata dia di Jakarta, Rabu (10/1).
Meski begitu, Gusminar besaran porsi itu masih harus dibahas dengan PT Pertamina (Persero). Apalagi Pertamina dengan Total dan Inpex juga masih bernegosiasi mengenai porsi Mahakam.
Gusminar menargetkan tahun ini sudah ada keputusan mengenai bergabungnya perusahaan mereka dengan Pertamina. “Pertamina sama Total kan masih diskusi, jadi unofficial kami lakukan meeting dulu,” ujar dia.
Sejak tahun 2015, pemerintah memang sudah memutuskan PT Pertamina (Persero) menjadi operator dan memberikan 100% hak pengelolaan blok Mahakam setelah kontrak berakhir. Atas dasar itu, perusahaan pelat merah itu sejak 1 Januari 2018 sudah resmi mengelola blok tersebut.
Namun, pemerintah juga memberikan kesempatan kepada Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation jika masih berminat mengelola blok Mahakam setelah kontrak berakhir. Awalnya, ketika Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dipegang Sudirman Said, kedua kontraktor tersebut hanya mendapatkan porsi maksimal 30%.
Akan tetapi, Menteri ESDM saat ini, yakni Ignasius Jonan menambah porsi yang bisa dikelola Total dan Inpex menjadi 39%. Ini berdasarkan surat resmi yang disampaikan melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Meski begitu, mekanismenya melalui proses bisnis biasa (business to business/ b to b).
President & General Manager Total E&P Indonesie (TEPI) Arividya Noviyanto mengatakan masih bernegosiasi dengan PT Pertamina (Persero) mengenai pengelolaan blok Mahakam yang ada di Kalimantan Timur. Namun, kali ini, perusahaan energi asal Prancis itu tidak mengincar posisi operator.
Jadi menurut Arividya, tidak benar perusahaannya menolak bergabung dengan Pertamina di Blok Mahakam jika tidak menjadi operator. “Total menghormati keputusan pemerintah yang menunjuk Pertamina sebagai operator,” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (5/12).